Diorama persahabatan

Tinggalkan komentar

Dina adalah cewek anggun yang cerdas dan aktif dalam kegiatan sekolah. Dina juga taat beribadah pada Sang Khaliq, dia memang terlahir ditengah-tengah keluarga yang tahu mendalam tentang Islam. Dina juga aktif dalam kegiatan rihis di sekolahnya, malah Dina lah yang menjadi ketua rohis itu. Karena sifat baik yang dimiliki Dina, tak heran jika banyak orang yang segan padanya. Di sekolah dia memiliki banyak teman, dia pun akrab dengan guru-guru disekolahnya.
Dina memiliki dua sahabat yaitu Liesta Verawati(Liesta) dan Swastika Setya Palupi(Tika). Mereka sudah berteman sejak SMP, dan kini mereka telah duduk dibangku SMKN 11 BANDUNG. Mereka selalu kompak dalam kegiatan apapun, apalagi yang membangun talenta mereka. Mereka masuk dalam OSIS di sekolahnya. Tak hanya OSIS, pelajaran tambahan yang lainnya pun mereka ikuti. Dina dan kedua sahabatnya memang memiliki prestasi yang tidak diragukan lagi. Mereka selalu bersaing dalam hal prestasi, tentunya bersaing dengan cara yang sehat. Dalam OSIS, Dina menjabat sebagai ketua sedang Liesta dipercaya untuk menjadi bendahara dan Tika karena dia memiliki kelebihan dalam hal tulis-menulis maka dia menjabat menjadi sekertaris.
Tak terasa sudah satu semester mereka merasakan menjadi siswa SMK, dan kini mereka tengah memasuki semester kedua.
Di sela-sela jam istirahat, mereka bercakap-cakap sambil menunggu bel masuk berbunyi.

“Tak terasa ya kita udah satu semester disekolah ini”. kata Liesta membuka pembicaraan.
“Iya, aku juga gak nyangka. Perasaan baru kemaren kita menjalani MOS.” sahut Tika.
“Waktu memang berjalan begitu cepat teman, oleh karenanya kita musti bisa membagi waktu dengan baik. Kalau kita tidak bisa membagi waktu kita lah yang akan dikejar oleh waktu. Ingatlah bahwa waktu ibarat pedang, jika kita tak pandai mengendalikannya maka pedang itu akan melibas habis kita.” Kata Dina bijaksana.
“Kamu benar teman, untuk itu kita musti saling mengingatkan jika diantara kita ada yang berbuat salah.” kata Tika.
“Teman, harapan ku kita kan selalu seperti ini. Selalu bersama dalam suka dan duka, jangan sampai kita pisah karena hal yang tak seharusnya merusak hubungan kita ini.” Mata Dina mulai berkaca-kaca.
“Begitu pun aku Dina, aku tak ingin kita berpisah. Kecuali jika itu kehendak Allah, karena kehendak-NYA sudahlah pasti yang terbaik bagi hamba-hamba-NYA”. Kata Liesta seraya memeluk Dina.
“Aku juga teman, aku ingin kita menjadi teman sejati hingga nanti. Kalian adalah teman terbaik dalam hidupku kawan”. sambung Tika dan ikut memeluk mereka berdua.
Teeet…..teeet….bel masuk berbunyi,
“ Udah masuk nich, ayo kita masuk ke kelas masing-masing”. kata Tika melepas pelukannya.
“Ya, sebaiknya memang seperti itu” Dina.
Mereka pun masuk ke kelasnya masing-masing. Walau mereka tidak satu kelas, tapi mereka selalu menyempatkan diri untuk sekedar berkumpul saat jam istirahat tiba.
*****
Suatu ketika ada siswa baru pindahan dari Jakarta,namanya Elsa. Elsaninda Utami, anak seorang pengusaha ternama di sebuah perusahaan yang terletak di Jakarta. Elsa pindah sekolah karena dia harus mengikuti kedua orang tuanya yang kebetulan pindah tugas di kota kembang ini.
“Selamat pagi anak-anak…” salam pak Radit, guru fisika Tika.
“Pagi paaaaaaak…..’’ jawab anak-anak serentak. Suasana menjadi ramai saat ada seorang gadis cantik muncul di belakang pak Radit.
“Diam sebentar anak-anak, Bapak ingin memperkenalkan murid baru yang akan jadi teman kalian nantinya.” kata pak Radit mencoba untuk menenangkan kegaduhan kelas.
“Siapa namanya pak???” tanya salah seorang murid.
“Baik lah, lebih baik kalian berkenalan sendiri saja dengan orangnya, Silahkan Elsa.” kata pak Radit mempersilahkan Elsa. Suasana pun menjadi hening.
“Pagi semua….” Elsa memulai untuk memperkenalkan diri. Anak-anak pun antusias untuk mengenalnya.
“Perkenalkan, nama ku Elsaninda Utami, kalian bisa memanggilku Elsa. Aku pindahan dari SMKN 25 JAKARTA. Alasan ku pindah sekolah karena orang tuaku sedang menangani salah satu perusahaan mereka disini. Harapanku kalian bisa jadi teman baikku.” kata Elsa dan mengakhiri perkenalannya.
“Saya rasa sudah cukup perkenalannya, silahkan duduk di bangku sebelah Tika.” kata pak Radit sambil menunjukan tempat duduk Tika.

Tika pun ahkirnya duduk berdua dengan Elsa. Dan terjadilah percakapan panjang diantara keduanya. Tika mulai memberikan rasa simpatik pada Elsa, Elsa pun berusaha untuk lebih jauh mengenal sosok Tika yang dianggapnya misterius. Sejak kali pertama mereka bercakap-cakap Elsa telah meyusun rencana jahat yaitu berusaha agar Tika mau mengikuti agama yang dianutnya, yaitu Kristen. Tetapi Tika tak menyadari itu, karena dia tidak tahu akan hal itu. Tak ada hal yang mencurigakan dari Elsa, Tika memang tak mempersalahkan penampilan Elsa yang tak berjilbab karena siswa lainnya pun ada yang tidak berjilbab meski mereka beragama Islam.
Akan tetapi penilaian Tika terhadap Elsa salah, dan inilah yang membuat hubungan persahabatan antara dirinya bersama Dina dan Liesta berantakan. Tika tak pernah lagi berkumpul dengan Dina dan Liesta. Untuk sekedar bertanya kabar pun tak sempat. Hari-harinya disibukkan dengan Elsa.
*****
Semenjak Tika kenal dengan Elsa, Tika seolah menjadi lupa dengan Dina dan Liesta. Mereka jarang berkumpul lagi, bahkan waktu Tika sehari-hari dihabiskan untuk bersama Elsa. Dina dan Liesta merasa gundah dengan perubahan drastis yang terjadi pada Tika. Dan akhirnya Dina dan Liesta sengaja datang ke rumah Tika untuk membicarakan tentang persahabatan mereka yang semakin hari semakin renggang.
“Jujur aja ka, aku merasa kamu udah berubah setelah kamu kenal dengan Elsa. Kamu seolah melupakan kita dan menyibukkan diri bersama Elsa. Mana janji yang kamu ucapkan???” kata Liesta dengan nada agak tinggi.
“Kami merasa kamu telah mengingkari janji untuk setia bersama dan takkan ada yang bisa merusak hubungan kita kecuali takdir Allah???” tuntut Dina.
“ooh…gini yach yang namanya temen sejati??? Aku gak habis pikir deh dengan kalian berdua. Kenapa kalian gak suka aku berteman dengan Elsa, bukankah dia anak yang baik, sopan, tak pernah menuntutku apapun itu.” kata Tika membela dirinya.
“Astaghfirullah haladzim…. Sadar Tika, setan mana yang telah berhasil merasuki jiwamu dan menutup mata hatimu hingga kamu tak bisa melihat mana yang benar an mana yang salah.” Dina mencoba menyadarkan Tika dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.
“Apa maksud kamu ngomong seperti itu Dina??? Apa kamu meragukan kebaikan Elsa, iia hah??” sanggah Tika dengan nada kasar yang membuat airmata Dina menetes bertambah cepat.
“Sudah lah Dina, sebaiknya kita pulang saja. Tak ada gunanya bicara dengan orang yang sedang tertutup mata hatinya oleh iblis jahannam. Semoga Allah segera membuka pintu hatimu agar kamu bisa melihat mana yang benar” kata Liesta dan menggandeng Dina untuk pulang.
Dina dan Liesta pun pulang meninggalkan rumah Tika. Setelah kejadian itu Dina dan Liesta memikirkan cara bagaimana agar Tika segera sadar bahwa Elsa mempunyai rencana jahat padanya. Dina sering murung karena Tika tak juga menyadari kalau Elsa adalah orang Non dan akan mengajak dirinya untuk murtad.
Dikeheningan malam Dina bangun dan menceritakan kegelisahannya pada Sang Khaliq,
“Ya Allah….. Engkau lah Dzat yang menggenggam hati manusia, Engkau lah Dzat yang Maha membolak-balikan hati manusia. Sadarkanlah teman hamba, agar dia tak tersesat dari jalan yang Engkau ridhoi. Hamba rindu dengan kami yang dulu, yang selalu bersama dalam suka dan duka.
Allah ya Rabb…., bantulah hambamu ini, beri hamba petunjuk untuk menyelesaikan masalah ini. Agar kami bisa seperti dulu lagi,amin.”

Airmata Dina mengalir deras dikedua belah pipinya. Fikirannya kosong, yang dia inginkan hanyalah semuanya segera membaik seperti sediakala. Dalam tangis, Dina terlelap dalam tidurnya hingga pagi tiba.

*****

04.00….arloji Dina berbunyi, segera Dina bangun dan mengambil air wudhu dan kemudian shalat subuh. Setelah selesai tiba-tiba Handphone Dina berbunyi, ada sms masuk.,,,
From: Liesta
Assalamu’alaikum Dina, maaf pagi-pagi udah ganggu. Ku Cuma mau bilang, nanti siang kita harus segera menyelesaikan masalah ini. Agar Tika tak tersesat semakin jauh. Aku udah punya bukti yang cukup kuat untuk menyadarkan Tika. Aku memegang rekaman pembicaraan antara Elsa dengan Lisa bahwa Elsa akan segera mengajak Tika utuk berpindah keyakinan. Harapanku dengan bukti ini Tika akan sadar dan kembali seperti dulu.
Membaca sms yang dikirim Liesta, Dina langsung memikirkan bagaimana cara agar semua ini segera usai. Sesaat kemudian, Dina mendapatkan ide. Nanti siang setelah jam pelajaran usai, Dina akan berunding dengan Liesta, Tika dan Elsa secara baik-baik.
Setelah pelajaran usai, mereka bertemu di taman sekolah.

“ Langsung saja ke pokok masalah kita.” kata Liesta sembari duduk di dekat Tika.

“Ada apa sich, tumben kalian ngajakin aku kumpul??” tanya Elsa datar.

“Kita mau membuktikan kalau kamu memiliki rencana jahat pada Tika. Kamu ingin Tika masuk dalam agama mu kan, iya kan??” kata Dina dengan suara lembutnya.
“eh, kalau ngomong jangan sembarangan dech, aku tahu sejak awal kalian tidak suka aku berteman dengan Elsa, tapi aku mohon jangan tuduh Elsa dengan tuduhan seperti itu. Apa kalian punya bukti, bukankah Islam mengajarkan kita untuk tidak menuduh seseorang tanpa bukti? Bukankah itu akan menjadi fitnah jika apa yang telah kamu katakana tidaklah benar??” Kata Tika dengan nada tinggi seolah membela Elsa.
Suasana menjadi hening, sesaat sebelum Liesta memutar rekaman pembicaraan Elsa dengan Lisa. Setelah rekaman itu selesai diputar, suasana hening kembali. Nampak airmata Tika mengalir sangat deras, mungkin karena dia telah sadar dari tidur panjangnya.
“Kenapa kamu tega melakukan ini padaku Elsa??” tanya Tika.
Dengan terbata-bata Elsa menjawab, “ aku…aku memang sengaja melakukan ini, tapi ternyata sasaran ku salah. Tika terlalu kuat untuk aku taklukan, ke]arena dia memiliki kalian yang selalu menjaganya.” kata Elsa membela diri.
“Kau jahat Elsa, selama ini penilaianku salah besar terhadapmu, hingga aku membuat kecewa sahabat ku sendiri hanya gara-gara kamu. Sungguh, kau benar-benar jahat.” Tika meneteskan air matanya.
“Sori banget, aku gak bermaksud membuat kalian musuhan kok. Lagian aku fikir semuanya takkan parah seperti ini.” Elsa menjawab dengan nada datar.
“Sudah lah, semua telah jelas. Allah telah membuktikan kebesarannya, Allah telah menepati janjinya bahwa Dia akan menolong hamba-NYA yang senantiasa memohon pertolongan-NYA” kata Liesta bijaksana.
Mendengar kata-kata Liesta, Dina menagis seraya berkata “ Allah telah memberikan Hidayah pada kita semua, telah membuka tabir yang selama ini menjadi misteri”.
“Dina, Liesta….. maafkan aku yang telah membuat kalian kecewa. Aku telah mengabaikan teman sebaik kalian, maafkan aku teman.” kata Tika seketika badannya ambruk ketanah.
“Sudah lah Tika, yang penting kamu sudah mengetahui semuanya. Tak ada yang salah dan tak ada yang perlu dipersalahkan lagi. Kami telah memaafkanmu Tika.” ucap Dina seraya membangunkan Tika dari ambruknya.
Melihat keakuran mereka, Elsa pun Gerang untuk berlaa-lama disitu. Dia pun pergi meninggalkan taman sekolah tanpa berkata apapun.
“Sekarang kita telah seperti sediakala, teman sejati dalam suka dan duka. Yang telah berlalu biarlah berlalu, anggap sebagai pelajaran hidup dan ambil saja hikmahnya”. lagi-lagi Dina berkata dengan sangat bijaksana.
“Maafkan aku teman, sekarang aku sadar bahwa kalian memang benar-benar teman sejatiku, semoga Allah berkahi kita dan senantiasa membimbing kita dalam keridhoan-NYA, amin.” Kata Tika dan memeluk kedua sahabatnya Dina dan Liesta.
Mereka tersenyum bahagia, bahagia karena telah berlalu dari masalah yang selama ini membuat mereka gelisah.
Dalam hati Dina, dia memanjatkan kidung do’anya pada Sang Maha Rahim.
“Syukur ku padamu Ya Allah telah mengembalikan kami seperti dulu, semoga selamanya kami selalu seperti ini, seelalu bersama dalam naungan-MU, amin” airmata kebahagiaan Dina pun meleleh, seakan menggambarkan betapa senangnya jiwa dan raganya karena teman sejatinya telah kembali di sisinya.

*****The End*****
by ria SMK M 1 PONJONG dengan jurusan BB(Busana Butik), santriwati Rumah Sejahtera

Kisahku dan teman-teman

Tinggalkan komentar

Aku tinggal di sebuah panti asuhan khusus putri ,di sini aku mempunyai banyak teman yang menyenangkan, suatu cerita pernah terjadi pada kami ,pada waktu sore hari tiba ,kami melaksanakan piket kami masing-masing ,di sini memang di biasakan piket setiap pagi dan sore, ada tiga orang anak yang sedang piket masak hari itu, sebut saja namanya Rey, yaya, dan laila, mereka bingung menu apa yang akan mereka hidangkan untuk makan malam, akhirnya salah satu dari mereka bertanya kepada kakak yang sudah senior di panti itu, namanya mbak Zean.
“Mbak enaknya mau masak apa ya buat makan malam nanti ? tanya Rey
“lha di kulkas ada sayuran apa aja ?”Mbak Zean balik bertanya
“ada kubis ,kentang ,wortel ,sawi ,buncis ,jagung banyak deh mbak “ jawab Rey
“ya udah masak sayur sop aja, sama dadar jagung buat lauknya “ Rey hanya menganggukan kepalanya , lalu Mbak Zean berkata lagi “Aku tak mandi dulu ya !”
“iya Mbak “ kata Rey
Akhirnya mereka mulai memasak ,Yaya dan Laila membuat sayur sop, sedangkan Rey yang membuat dadar jagungnya, Rey mulai menghaluskan bumbu-bumbu dadar jagung dan meletakannya di sebuah Waskom berukuran sedang, hampir saja ia lupa menambahkan tepung ,Rey mengambil tepung di lemari persediaan, tetapi di situ hanya ada minyak goreng dan gula ,Rey akhirnya bertanya lagi kepada Mbak Zean yang sedang berada di kamar mandi
“Mbak Zean …??” panggil Rey, Mbak Zean pun mematikan pancuran kamar mandi agar bisa mendengar sumber suara“
“apa ?” tanya Mbak Zean dari dalam kamar mandi
“Mbak tepungnya habis po ?“ tanya Rey
“masih ada kok di maja belakang “ jawab Mbak Zean
Ketika Rey melihat meja belakang, ada dua bungkusan tepung, yang satu berwarna putih dan yang satunya berwarna putih tulang ,Rey mengambil tepung yang berwarna putih tulang dan mencampurkanya pada adonan jagung ,setelah di goreng, minyaknya berubah menjadi agak keruh, 15 menit kemudian dadar jagungnya sudah matang ,begitupun sayur sopnya
Akhirnya makan malam tiba, perut-perut lapar sudah siap menyantap hidangan yang ada di meja makan, kamipun memulai ritual makan malam kami , tapi entah kenapa aku jadi tidak nafsu makan dadar jagung, padahal dadar jagung adalah salah satu makanan favoritku ,Tery lah yang pertama kali yang melontarkan kritik terhadap menu malam itu,
“Mbak rasa dadar jagungnya kok aneh ya ?”
“iya nih,rasanya keras kayak pasir “ sambung Vinta
“ah udahlah di makan aja ,gak usah protes “kata Rey
Keesokan harinya hampir tak ada yang beragkat ke masjid pada waktu sholat subuh, karena semua merasa sakit perut ingin buang air besar ,apa yang terjadi ?
Pada pukul 08.07 seorang tukang yang sering membenahi panti asuhan kami sedang mencari sesuatu di meja belakang ,saat itu Rey dan Mbak Zean sedang berada di sana
“sedang mencari apa pak ?”tanya Rey
“tau bungkusan semen yang ada di meja ini nggak ?” tanya pak tukang
“lah itu pak !”Mbak Zean menunjukan bungkusan yang ada di meja
“bukan , itu tepung, warna smennya putih tulang !!!”kata Pak tukang sekali lagi,
Seketika Rey dan Mbak Zean saling pandang ,”kalau bungkusan yang di meja itu tepung ,berarti tadi malam mereka tidak hanya sekedar makan dadar jagung, tetapi DADAR JAGUNG SEMEN …………….’
*************^the end^**************
BY Varonica A.R (inka) SMK Muh 1 Ponjong, santriwati RUMAH SEJAHTERA

Untuk Sebuah ARTI…..

Tinggalkan komentar

Seorang gadis remaja bernama Fadhila assyifa yang akrab di panggil Syifa, gadis berjilbab yang duduk di kalas XII SMA. Sebenarnya Syifa berasal dari Bandung, Karena dia adalah anak dari keluarga yang tidak mampu, Orangtua Syifa merelakan ia diasuh oleh pengusaha terpandang di Jakarta yang kebetulan tidak di karuniai momongan, Demi melanjutkan sekolahnya. Syifa adalah anak yang rajin,walaupun dia tidak begitu cerdas,tapi dia selalu masuk lima besar saat ulangan. Meskipunpun Syifa telah berada di Jakarta, Tapi dia tak pernah lupa memberi atau menanyakan kabar Orangtuanya di Bandung, Syifa sangat berharap suatu hari nanti ia bisa bertemu dengan kedua Orangtuanya dan membalas budi atas pengorbanan dan kasih sayang yang telah mereka berikan.
***@***
“pah,mah… Syifa berangkat dulu yaa ??”
“iya Syifa,hati-hati ya nak,maaf,Papah sama Mamah nggak bisa antar kamu pagi ini ,Papah ada meeting dan Mamah harus ketemu Clien pagi ini”.
Syifa tersenyum pada kedua Orangtua angakatnya,
“iya Pah,Mah nggak apa-apa kok,Papah sama Mamah juga hati-hati juga yaa ,”
Syifa bersalaman dengan kedua Orangtuanya sambil mencium punggung tangan keduanya, Lalu Mamah mencium kening Syifa.
“Syifa berangkat dulu yaa Pah,Mah, assalam’alaikum….”
“wa’alaikummussalam….hati-hati nak”.
***@***
Syifa berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya,dengan langkah ceria dan senyum selalu menghiasi hari-harinya. Sesampainya di kelas,Syifa berjalan menuju bangkunya yang terletak di depan meja guru urutan ke dua,
“hay Mi,lagi ngerjain apa??” sapa Syifa pada Mia,teman satu bangkunya.
“emmmm,lagi ngerjain PR Fisika kemarin Fa,semalem aku sama Bunda jenguk nenek,eh…lupa deh jadinya”
“ooowwh,eh Mi aku tinggal dulu yah,mau nemuin Pak Abbas sebentar”,pamit Syifa.

“yep, Hati-hati Fa” jawab Mia tanpa menoleh ke arah Syifa.
Syifa berjalan keluar kelas setelah meletakan tasnya di meja.

Tok…Tok…Tok…
Syifa mengetuk pintu kantor setelah sampai di ambang pintu.
“selamat pagi Pak, Bu… “ sapa Syifa pada beberapa guru yang berada di kantor.
“selamat pagi Syifa, Ada apa?” jawab salah satu guru yang berada di kantor.
“maaf, Apakah Pak Abbas sudah hadir Bu?” tanya Syifa yang masih berada di ambang pintu.
“oh.. sudah nak, silahkan masuk dulu”
“terimakasih Bu..”
Syifa masuk dan duduk di kursi tamu.
Beberapa menit kemudian, Pak Abbas keluardari ruangannya.
“selamat pagi Pak?apakah Pak Abbas sedang sibuk?” sapa Syifa.
“Pagi Syifa,kebetulan Saya tidak sibuk kok,pasti mau bicarain PORSENI ya?”
“iya Pak, bagaimana kami harus mempersiapkan semuanya Pak?”
“ya.. kamu rundingkan dulu konsep dan segala sesuatunya dengan OSIS yang lain, Nanti hasilnya baru dirapatkan dengan Bapak”jelas pak Abbas dengan bijaksana.
“baiklah, Terimakasih Pak, Kalau begitu saya ke kelas dulu pak,sepuluh menit lagi bel masuk.”
“baiklah…baiklah..jangan lupa dirundingkan dengan yang lain yaa fa?!”
“baik Pak, Terimakasih, Selamat pagi Pak”
***@***
Saat istirahat Syifa memberi tahu anggota OSIS yang lain bahwa sepulang sekolah di adakan rapat untuk membahas tentang PORSENI yang akan di adakan di sekolah Syifa pada akhir bulan depan.
Syifa berjalan menuju kantin bersama Mia dan teman-temannya, Saat berjalan di depan kelas X B, Syifa terkejut saat namanya di panggil oleh seorang anak laki-laki dengan keras.
“ KA’ SYIFAAAAA……” teriak anak itu memanggil histeris nama Syifa. Syifa yang spontan kaget langsung menoleh ke sumber suara,
“astaghfirullaaah……siapa sih itu? Tidak sopan sekali teriak-teriak manggil nama orang “gerutu Syifa sambil terus mencari sumber suara, Lalu seorang anak laki-laki kelas X berlari ke arah syifa dan teman-temannya, Syifa memandang heran anak ini, Perasaan dia bukan anggota OSIS atau apa, Tapi dari mana dia tahu namanya?
“ka’ Syifa mau kemana?” tanya anak itu dengan nafas terengah-engah,
“m…ma..mau ke kantin sama temen-temen,maaf kamu siapa yaa? Sepertinya baru lihat sekali ini” jawab syifa dengan raut wajah yang tak bisa di tebak.
“oowh, Kenalin ka’, Saya Ilham anak kelas X A,ka’ Syifa pasti bingung deh, ya udah gini aja deh ka’ saya minta nomor HP kaka’,nanti saya ceritakan lebih lanjut siapa saya,”kata Ilham dengan PD nya.
“maaf, ham,aku nggak bisa ngasih nomor ke sembarangan orang,apalagi sama orang yang belum aku kenal, Maaf!!” elak Syifa sambil berlalu meninggalkan Ilham yang masih bengong di buatnya, Tapi tak sedikitpun Syifa memperdulikan raut wajah Ilham yang berubah menjadi sepeti udang rebus,entah marah atau malu di perlakukan seperti itu oleh Syifa.
Sesampainya di kantin, Teman-teman Syifa tidak terlalu kaget dengan apa yang Syifa lakukan barusan,karena memang itulah yang Syifa lakukan saat ada anak cowok yang tidak ai kenal mendekatinya.
“kamu nggak nyesel apa Fa, nggak ngasih nomor ke Ilham?? He he he…..!!!!!” ejek Mia saat mereka duduk di pojok kantin.
“ah… Mia apa-apaan siih, ya nggaklah, lagian dia juga aneh banget sih,”jawab Syifa
“eh,,tapiii diakan bintang anak kelas X Fa….andaikan saja aku tadi yang di mintain nomor sama Ilham,pasti langsung aku kasih bonus foto bersam aku,”timpal Mala, salah satu teman Syifa.
“ha ha ha ha ha………..”serempak teman-teman Syifa tertawa terbahak mendengar kalimat terakhir Mala, dan kecuali Syifa yang hanya tersenyum melihat tawa mereka.
“ah sudahlah, aku udah laper banget nii, mana aku nanti pulang sore lagi,” syifa memesan satu porsi nasi goreng dan satu gelas es teh, sementara teman-teman Syifa masih terkekeh menahan sisa tawa mereka.
Saat Syifa dan yang Lain sedang asyik menikmati pesanan mereka masing-masing, lagi-lagi Ilham muncul di tengah-tengah mereka, tepat berdiri di belakang Syifa, teman-teman Syifa yang tertegun memandang Ilham tak bisa berkata apa-apa,
“Mia? Lia? Mala?? Kalian kenapa sih?kok malah pada bengong? Udah mau masuk lho,mubadzir kalau nggak di habisin..”tegur Syifa yang tanpa ada respon dari temannya, karena sangat heran pada sifat temannya yang tiba-tiba seperti terhipnotis memutuskan mengikuti arah pandang mereka. Dan waaaw!!!!! Betapa kagetnya Syifa saat Ilham telah berdiri unjuk gigi di belakangnya,
“astaghfirullaah liham, Ngapain kamu?udah sana pergi !!!” usir Syifa dengan tatapan membunuh pada Ilham, Namun Ilham yang namanya salah di sebut olah Syifa tersenyum pada Syifa.
“kenapa senyum-senyum? Ada yang lucu? Udaaahhh sana pergi sana…..!!!!!!!!!!!” Syifa semakin kehilangan kesabarannya,
“jelaslah ada yang lucu, Wong kamu salah sebut namaku kok…!!!”jawab Ilham yang setengah mati menahan tawanya.
“hah??? Salah sebut nama? Apa maksud kamu?”
“hoiiii……..nama gue tuh Ilham kale neeng,bukan Liham,dapet dari mana lo nama kaya gitu??”kali ini Ilham lepaskaan tawanya. Sebelum Syifa berkata apa-apa, Bel tanda usai istirahat telah berbunyi,
“TERSERAAH !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” tekanan kata Syifa sambil beranjak dari kursinya, Namun pegelangan tangannya di tahan oleh Ilham, Syifa berbalik badan dan langsung melayangkan sebuah tamparan di wajah kanan Ilham, Teman-teman Syifa terbelalak melihat reaksi Syifa. Syifa mengibaskan tangannya agar terlepas dari genggaman Ilham.
“jangan pernah kurangajar sama aku, Aku nggak suka kamu parlakuin kaya gini, Siapa kamu berani nyentuh-nyentuh tangan aku??” ucap Syifa dengn intonasi tinggi. Syifa meninggalkan Ilham dan di susul oleh teman-temannya.
“FADHILA ASSYIFAAAA……..!!!!!!! GUE ILHAM SAPUTRA SUKA SAMA LO………………!!!!!!”teriak Ilham sampai seisi kantin memandang ke arahnya.
DEG….!!!!!
jantung Syifa terlonjak mendengar kalimat itu, Syifa memandang tajam ke arah Ilham penuh rasa benci dan apalagi yang ia rasakan,berharap ini hanya mimpi buruk yang takan pernah terjadi.
“GILA……………!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
“gue gila karena lo yang buat gue tergila-gila sama lo Fa…”
Syifa tidak menggubris kata-kata Ilham dan berjalan semakin cepat menuju kelasnya.
***@***
Tak terasa tiba saat PORSENI di laksanakan, Jelas Syifa berangkat lebih pagi, Untuk menyiapkan sesala sesuatunya.
“Mah, Syifa berangkat dulu yaa!!”
“iya, Hati-hati ya Fa, Nanti kalau mau pulang telfon Papah aja biar di jemput.”
“iya Mah, Assalamu’alaikum….!!!!”
“wa’alaikummussalam……”
***@***
Syifa benar-benar sibuk pagi itu, Harus kesana kemari menyiapkan yang masih kurang. Selang beberapa jam, Akhirnya Syifa telah menyelesaikan tugasya, Dia duduk di tenda panitia untuk melepas lelah, di PORSENI itu juga diadakan pentas musik. Tiba-tiba Syifa menajamkan pendengarannya saat mendengar kalimat
“ Lagu ini gue khususkan pada Fadhila assyifa, siswi kelas XII/IPA 1, semoga dia dapat membuka hatinya untuk gue.”
Telinga Syifa memanas mendengar kalimat yang menurutnya murahan itu, ingin rasanya ia membuang ke laut orang yang telah mengucapkan kalimat itu. Sorak sorai di iringi tepuk tangan meriah terdengar dari halaman sekolah Syifa.
“ iih…gila banget sih Mi tuh anak !!!” gerutu Syifa pada Mia yang berada di sampingnya.
“ udalah biarin aja…..”
“ semakin lama aku semakin muag di sini, aku pulang duluan ya Mi, aku malu kalau terus-terusan kaya gini…”
“ baiklah….hati-hati yaaa…………..”
“ yaa, makasih… assalamu’alaikum……”
“ wa’alaikummussalam…………”
***@***
beberapa bulan kemudian……..

ujian akhir semester baru saja Syifa dan seluruh anak kelas XII lalui, hanya tinggal menunggu hasil akhir mereka. Selama menunggu hasil ujian, Syifa terus berdo’a agar ia mendapat yang terbaik untuknya. Ia telah menyiapkan untuk meneruskan ke perguruan tinggi, yang rencananya ia akan mengambil jurusan kedokteran. Ia sangat teropsesi untuk menjadi seorang dokter, karena itu adalah cita-cita syifa sejak kecil.
Dan akhirnya hari yang Syifa tunggu akan datang dalam dua hari lagi. Dia bergegas untuk menelpon Orangtuanya yang berada di Bandung, karena ia ingin pada hari pengumuman nanti, Orangtua kandung Syifa menyaksikan apapun yang akan terjadi dengan nasib Syifa, dan juga akan menjadi hari paling bahagia untuk Syifa, karena Orangtua kandung dan Orangtua angkatnya akan berada di sekolah Syifa saat pengumuman nanti.
“ hallo….assalamu’alaikum…..?????”
“ wa’alaikummussalam Syifa sayang….. baikkah nak kamu di sana?”
“ alhamdulillah Bu, Syifa baik-baik di sini, bagaimana dengan Bapak dan Ibu? Baik juga kan?”
“ kami selalu baik nak, Ibu dan Bapak sangat merindukan kamu nak, kapan nak pulang ke Bandung?? Oowh, bagaimana keadaan Papah Mamahmu Fa?”
“ kabar Papah Mamah juga baik kok Bu, Syifa juga rindu sekali dengan Bapak dan Ibu. Oh ya, bagaimana kalau besok Bapak dan Ibu berangkat ke Jakarta? Soalnya sabtu Syifa pengumunan Bu, dan Syifa ingin Bapak dan Ibu menyaksikan apapun yang akan terjadi pada Syifa, maukan bu?”
“dengan senang hati anakku sayang, baiklah Bapak dan Ibu akan bersiap-siap sekarang juga.”
“baiklah Bu, Syifa mau sholat dulu ya, assalammu’alaikum…”
“wa’alaikummussalam…..hati-hati nak…”
Tut…..tut….tut…..
Setelah telepon di tutup, Syifa mengambil air wudlu dan bergegas untuk sholat.
***@***
“Pah, Mah..Bapak dan Ibu besok ke Jakarta lhoo, bolehkah??”tanya Syifa saat makan malam bersama Papah dan Mamahnya.
“oh… benarkah kalau orang tuamu akan ke sini besok pagi? Yah dengan senang hati Papah dan Mamah akan menyambut mereka sayang.”
Syifa tersenyum bahagia mendengar persetujuan kedua Orangtua angkatnya.
“baiklah Mah, Pah.. makasih yaa…”
“iya sayang……” jawab keduanya serempak.
Setelah makan malam Syifa beranjak ke kamarnya, memikirkan apa yang akan ia berikan pada Orangtuanya saat meraka tiba di sini. Lama ia berfikir, akhirnya dia menemukan sesutu yang cocok yang akan ia berikan pada Orangtuanya, dia berjalan menuju kamar mandi dan berwudlu, setelah usai dia sholat witir dan bergegas untuk tidur.
***@***
Pagi hariya dia minta izin pada Papah dan Mamahnya untuk membeli sesuatu yang akan ia berikan untuk Orangtuanya.
“iya, asalkan ada teman dan hati-hati…”
“okhe mah, Syifa berangkat dulu yaa, assalamu’alaikum mah, pah..”
“wa’alaikummussalam…..”.
Di depan, Mia sudah menuggu Syifa.
“maaf ya Mi, udah nunggu lama?”sapa Syifa saat melihat Mia yang berada di terasnya.
“emmm… belum kok Fa, ya udah ayo Fa buruan berangkat,”
“mari……!!!!!”.

Sampai sudah Syifa dan Mia di mal, mereka langsung menuju lantai dua dan membeli kebutuhan mereka.
“duh Fa, aku laper banget nii,,makan dulu yuuk…”
“yuk, aku juga laper nih, kali ini aku deh Mi yang bayar, kan kemarin udah kamu,,”
“baiklah, kalau gitu aku mau pesen semau aku ya Fa, kan kamu yang bayar..he he he…..”
“silahkan saja,,,wong aku Cuma mau bayarin minumnya doang kok, jadi yang lain bayar sendiri aja,he he he….”
“hah????????? Syifa??!!! Kok gitu,sama aja bohong dong kalau gitu, gak jadi ah,” sahut Mia dengan bibir yang hampir menyamai bebek. Syifa hanya tersenyum geli melihat temannya yang pura-pura ngambek.
“ha ha…..iya..iya.. nanti aku yang bayar, udah yuk buruan.”
Mereka memilih tempat di dekat jendela supaya dapat melihat pemandangan di sekitarnya.
***@***
27 Mei 2009….

Hari ini adalah hari pengumuman ujian Syifa. Syifa menyiapkan mental luar biasa untuk menerima hasil ujiannya, tapi hingga Syifa hampir berangkatpun Orangtua kandungnya belum juga datang, Syifa gelisah menanti Orangtuanya yang tak kunjung datang, waktu telah menunjukan pukul setengah tujuh lewat.
“Fa, berangkat dulu ya sayang dengan Mamah, Papah. Mamah sudah nyuruh Pak Unang kok kalau nanti Bapak dan Ibu datang, mamah suruh nganterin Bapak dan Ibu ke sekolahan Syifa,”
“beneran mah, pah??” tanya Syifa penuh harap.
“ Iya sayang….ayo berangkat…”
Syifa mengangguk mengikuti saran mamahnya.

Sampai di sekolah, wajah-wajah cemas, takut dan senang berbaur menjadi satu di setiap raut wajah mereka.

Pak Iwan, kepala sekolah Syifa telah memulai acara, mulai dari pembukaan, sambutan-sambutan, tapi belum juga orangtua kandung Syifa datang ke sekolahnya, Syifa mulai gelisah tak menentu, hatinya sedikitpun merasa tidak tenang, di fikirannya penuh dengan pertanyaan tentang Orangtua kandungnya.
Hingga akhirnya sampai pada acara inti yang telah mereka tunggu-tunggu dari tadi kini tiba saatnya.
“berdasarkan hasil ujian kemarin anak-anakku, kalian dinyatakan ……. “
Pak Iwan membiarkan kalimatnya tergantung, dan seluruh ruangan sunyi senyap, tak ada sedikitpun suara, baik siswa ataupun wali terlihat sesak nafas dadakan yang di akibatkan oleh detak jantung yang sangat cepat. Lalu pak Iwan melanjutkan pidatonya
“kalian dinyatakan LULUS 100%…!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
“HOREEEEEEEEEEE……………………!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” serempak siswa siswi berteriak saking girangnya, Syifa hanya tersenyum bahagia, mengingat Orangtua kandungya yang tidak kunjung datang.
“baiklah anak-anak, Bapak akan umumkan kejuaraan dari satu sampai tiga.”

Hening kembali……

Setelah berdehem beberapa kali, lalu Pak Iwan melanjutkan kembali.
“baiklah anak-anak…untuk juara tiga diraih oleh, Titis pratiwi dari kelas XII/IPS 2 “.tepuk tangan dan ucapan selamat bergema di aula tersebut.
“juara dua adalah, saudari Luthfiana mia saputri dari kelas XII/IPA 1,”.kata pak Iwan dengan tatapan penuh kebahagiaan.
“waaaaahhhhh, selamat yaa Mi, makan-makan dong kita, hehe,” ledek Syifa sambil menyenggol badan Mia yang hanya tersipu malu.
“enak aja, iya aku Cuma bayarin minumnya, yang lain terserah kamu deeeeehh…… ha ha ha.”
“huuuuu….fotocopy niiih….”Syifa dan Mia tertawa bersama.
Perhatian mereka kembali khusyuk mendengar pidato pak Iwan.
“dan yang meraih juara satu adalah……..”
Kembali hening……..
“saudari Fadhila assyifa dari kelas XII/IPA 1…” kalimat pak Iwan di ikuti oleh tepuk tangan dan sorakan anak-anak kelas XII lainnya.
“alhamdulillah ya Allah……” Syifa terlonjak kegirangan dan memeluk Mia yang membalas pelukan Syifa. Syifa menatap kedua Orangtua angkatnya dan berlari ke arahnya.
“Mah,Pah….Syifa berhasil !!!!”ucap Syifa seraya memeluk Mamahnya dan menangis senang di pundakya.
“andaikan disini bapak dan ibu sudah ada di sini, menyaksikan keberhasilanku…….” gumam Syifa dalam hati yang masih berada dalam pelukan Mamahnya.
Syifa melepas diri dari pelukan sang Mamah dan menjabat tangan Papahnya, “selamat ya sayang, Bapak Ibu pasti sangat bangga padamu kalau beliau telah sampai di sini nanti “ ucap Papah Syifa sambil membelai kepala Syifa yang menggunakan jilbab berwarna putih.
“iya pah, pasti mereka akan senang mendengarnya..”

“baiklah, kepada saudari Titis, Mia, dan Syifa dimohon maju ke depan.”kata Pak Iwan saat suasana mulai mereda.
“pah,Mah… Syifa ke depan dulu yaa.” Syifa melambaikan tangan dan berjalan meninggalkan mereka.
Ketiga anak tersebut berdiri di depan aula, semua pandangan tertuju pada mereka, terlebih kepada Syifa yang dari ketiga anak tersebut hanya Syifa yang menggunakan jilbab. Penyerahan piagam dan tropi diiringi dengan tepuk tangan meriah dari seluruh wali ataupun dari siswa. Setelah usai penyerahan piagam dan tropi mereka kembali ke tempat duduknya. Syifa kembali ke arah kedua Orangtua angkatnya dan memberikan senyum kebahagiaan pada keduanya.
“Mah, pah.. pasti ibu dan Bapak senang melihat aku juara satu, iyakan Mah, pah??” kata Syifa dengan keceriaan yang sangat. Kedua Orangtua angkat Syifa hanya saling pandang dan kegelisahan tergambar jelas di raut wajah mereka.
“Mah, pah ?? kok diem, ada apa Mah, pah? Cerita sama Syifa…” pinta Syifa yang wajahnya langsung berubah khawatir tak menentu.
“ta….tapi sayangnya Orangtua kamu takan pernah melihat kebahagiaanmu nak.” Ucap Mamah Syifa terbata yang langsung mengucurkan airmata. Dan airmata langsung mengalir di wajah Syifa.
“ma….maksud Mamah apa?”
“Orangtua kamu nak….”
“kenapa dengan Orangtua Syifa mah?ada apa?”
“Orangtua kamu kecelakaan saat perjalanan ke sini nak, dan…. dan keduanya meninggal di tempat kejadian” jelas Mamah Syifa dan langsung memeluk Syifa.
“APA ?????????!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak Syifa dan langsung merosot terlepas dari pelukan Mamahnya, jatuh tertunduk di tanah. Seluruh persendiannya serasa lumpuh dan mulutnya tak dapat mengeluarkan sepatah katapun. Hanya derai airmata yang mengalir begitu derasnya di pipi Syifa yang dapat ia lakukan. Seluruh perhatian kini tercurah pada Syifa dan Mamahnya yang menangis tiada henti. Mia duduk jongkok di samping Syifa dan memegangi pundaknya.
“Fa? Kamu kenapa sih? Kok malah jadi kaya’ gini, apa yang terjadi??”Mia berusaha untuk menghibur Syifa yg masih saja tersedu dalam tangisnya. Mia bangkit dan mencoba bertanya pada Papah Syifa yang berdiri tak jauh dari mereka.
“Om? Apa sih yang sebenarnya terjadi?”
“Orangtua Syifa kecelakaan dan meninggal di tempat kejadian nak,”jelas Papah Syifa yang tak bisa menyembunyikan duka di raut wajahnya.
“apa??innalillahi wa innalillahiroji’un……”
Mia kembali duduk di samping Syifa dan memeluk pundak Syifa.
“Fa, aku tahu apa yang kamu rasakan, pasti sangat kehilangan, tapi kamu harus tetap tegar Fa, kamu ingatkan saat kamu nasehatin aku waktu Ayahku meninggal tahun lalu?dan aku ingin kamu seperti itu Fa,”
tak sadar Mia telah mengalirkan airmata dari pelupuk matanya, Mia bangkit dan berusaha membangunkan Syifa yang lemas tak berdaya, dia belum bisa terima kenyataan yang terjadi, di saat hari paling bahagia yang ia harap dapat membagi kebahagiaan itu bersama Orangtua kandungnya, tapi ternyata Allah menentukan lain, Allah tidak mempertemukan mereka di hari ini, besok, lusa ataupun hari-hari yang akan datang.
***@***
Syifa terbaring tak berdaya di UKS sekolahnya, matanya menerawang jauh tanpa arah, dia benar-benar sangat terpukul. Mia, Papah dan Mamah Syifa menunggui di sampingnya. Setelah keadaan Syifa mulai membaik, Papah dan mamah Syifa membawa Syifa ke Rumah Sakit.
“Mah…?” kata Syifa dengan suara yang sangat lemah.
“iya sayang?? Mamah selalu di samping Syifa.”
“Syifa pengen lihat Bapak dan Ibu..”
“ia sayang, nanti kalau Syifa sudah membaik kita akan ke Bandung, soalnya jenazah Bapak Ibu langsung di bawa ke Bandung, dan Papah sedang beli tiket pesawat untuk kita, jadi insya’allah kita akan ikut ke pemakaman Bapak Ibu nak, dan kamu yang sabar ya, semua ini adalah rencana Allah, kita tidak boleh menyalahkan keadaan, yang berarti kita juga menyalahkan ketentuan Allah, Syifa ngertikan maksud Mamah?”
Syifa mengangguk, namun airmata bergulir berbondong-bondong mengaliri kedua pipi Syifa. Syifa memeluk erat tubuh Mamahnya dan menangis tersedu di dalam pelukan sang Mamah.
Beberapa menit setelah itu, Papah Syifa masuk ke dalam ruang rawat Syifa.
“kita berangkat tiga puluh menit lagi.”
Syifa melepaskan pelukannya dan cepat-cepat mengajak Papah dan Mamahnya pergi ke bandara, tak sabar ingin segera sampai di kota asalnya.
***@***
Syifa kembali terjatuh saat sampai di depan rumahnya, melihat dua keranda berjajar di terasnya, dan siap untuk di berangkatkan ke pemakaman, kini Syifa benar-benar tak dapat menahan tangisnya, ia biarkan airmata mengaliri wajahnya, namun dia tetap bisa mengendalikan diri, mengingat dia akan di manfaatkan para setan jika dia tak dapat mengendalikan fikiran dan hatinya, setan yang akan membawa Syifa ke dalam jurang yang sangat dalam. Syifa tak sanggup mengantar jenazah kedua Orang tuanya menuju pemakaman, Syifa hanya terdiam di rumah bersama Mamahnya, Papahnya tetap mengikuti jenazah sampai ke pemakaman.
Syifa berjalan melihat setiap sudut rumahnya yang lama ia tak melihatnya, tetap sama, tak ada yang berubah, hanya ada beberapa pernak pernik yang di pasang rapi di etalase kacanya, di atas etalase ada beberapa fotonya dan foto kedua Orangtuanya, juga foto Syifa bersama kedua Orangtuanya, dia mengambil foto itu, di pandangnya foto itu dan lagi-lagi airmata menetes perlahan. Mamah yang berada di belakangnya membelai Syifa penuh kasih sayang.
“Fa… tabah ya nak”
“i…iya mah, Syifa juga tidak bisa melawan segala sesuatu yang telah Allah gariskan..”suara Syifa kini semakin parau dan terisak. Dia bawa foto dia yang bersama kedua Orangtaunya dan ia masukkan ke dalam tasnya.
“mah, Papah sudah pulang, ayo kita kembali ke Jakarta,”ajak Syifa yang malah Mamahnya bengong mendengar perkataan putrinya.
“Syifa tidak mau di sini dulu nak?”
“tidak Mah, semakin lama Syifa di sini, semua kenangan bersama Bapak, Ibu di sini akan semakin menyiksa jiwa Syifa, dan semakin besar pula kesempatan setan untuk masuk dan meracuni fikiran Syifa, dan Syifa tidak mau seperti itu mah, dan walaupun Syifa meratap sedalam dan selama apapun Bapak dan Ibu takan pernah bisa kembali lagi, biarkan Bapak Ibu tenang di alamnya yang baru, dan Syifa akan ceritakan kebahagiaan Syifa saat kita telah berkumpul di surga nanti mah, aku yakin mah kalau Bapak dan Ibu sabar menunggu Syifa di surga sana,” Syifa berusaha tersenyum menghibur dirinya sendiri.
“iya nak, ternyata kamu sekarang lebih dewasa dari yang selama ini Papah dan Mamah tahu, ya sudah nak, mari kita ke Jakarta,” Mamah memberikan senyuman semangat pada Syifa.
***@***
Delapan tahun kemudian……

“mah Syifa berangkat kerja dulu yaa..”pamit Syifa pada Orangtuanya setelah sarapan.
“iya, mau bawa mobil sendiri apa bareng mamah nak?”
“bawa mobil sendiri sajalah Mah, lagian Syifa nanti harus operasi pengambilan paru-paru, dan sepertinya Syifa pulang sedikit lebih malam mah, nggak apa-apakan mah?”
“iya Dokter Syifa….. yang penting hati-hati dan jangan lupa makan yaa…..”
“ah… mamah bisa saja… iya Mah, Syifa tidak lupa dengan hal itu..”
“eeeiiittz….jangan lupa berdo’a setiap mau melakukan kebaikan, supaya Allah meridhoi kita. Mengerti Ibu Dokter?”
“iya Mamah sayang, Syifa mengerti, Syifa berangkat dulu ya Mah, Pah ,assalamu’alikum………..”
“wa’alaikummussalam……”
Syifa mengendarai mobilnya dengan suasana hati yang damai.
“hidup ini kadang memang tak selalu seperti apa yang kita inginkan, kadang takdir malah membuat kita terpuruk dan merasa hidup ini tidak adil, tapi saya percaya, setiap yang Allah berikan pada saya pasti Allah mempunyai rahasia indah di balik itu semua untuk saya, yah walaupun awalnya sangat menyakitkan, jangan sampai saya terlalu larut dalam kesedihan, karena waktu bagaikan pedang yang sangat tajam, jika Saya tak bisa menggunakan pedang itu sebaik mungkin maka pedang itulah yang akan membinasakan saya bahkan hidup saya dan saya yakin Allah selalu menolong hambaNya yang sabar dan taqwa….” gumam Syifa dalam hati.
Syifa telah mencapai cita-citanya sebagai seorang Dokter setelah menyelesaikan studinya di luar negeri dan sekarang ia bekerja di sebuh Rumah Sakit ternama di Jakarta, juga salah satu dokter muda. Hari-harinyapun kini kembali berwarna setelah beberapa saat menjadi suram semenjak kepergian kedua Orangtua kandungnya. Dia mengambil pelajaran dari semua kehidupan yang telah terjadi.

The end…….
***@***

by fitri umami (SMK M I kelas XI PONJONG)  SANTRIWATI RUMAH SEJAHTERA

HUKUM BERDAKWAH

Tinggalkan komentar

            Berbicara masalah hukum dalam agama pastilah terwujud dari iterpestasi sebuah dalil yang ada. Pada saat ini banyak orang memperdebatkan tentang hukum dakwah apakah menjadi kewajiban seluruh umat beragama ataukah hanya beberapa kelomop atau golongan?

Pada Surat Ali Imaron ayat. 125  [ Nä3YÏiB  ] adalah min lil bayaniyah, maka dakwah menjadi kewajiban bagi setiap orang Islam, Akan tetapi jika من dalam ayat tersebut  adalah min littab ‘idhiyyah [ menyatakan untuk sebahagian ] maka dakwah menjadi kewajiban ummat secara kolektif atau fardhu kifayah.

Ada beberapa hadits yang menguatkan argumen bahwasannya dakwah itu wajib bagi seluruh ummat manusia seperti, pesan Rasulullah Saw pada waktu Haji Wada’, :

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

            Artinya: “ Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, dan mengerjakan amal saleh, dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran, dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran “.[Q.S. Al-‘Ashr/103].

فَلْيُبَلِّغْ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ فَإِنَّهُ رُبَّ مُبَلِّغٍ يُبَلِّغُهُ لِمَنْ هُوَ أَوْعَى لَهُ (رواه البخا رى )

  “ ….maka hendaklah yang menyaksikan di antara kamu menyampaikan kepada yang tidak hadir, karena boleh jadi yang hadir itu menyampaikannya kepada orang ..”. [ H.R. Bukhari ][1].    

Dalam kesempatan lain Rasulullah bersabda :

بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً رواه البخاري)

Artinya: “….. sampaikanlah apa yang (kamu terima) dariku, walaupun satu ayat…”

(HR Bukhari)[2]


[1] al-Bukhari: 67, 4402; Muslim; 1679 daam CD Mawsu’at al-Hadits al-Syarif, Mesir.

[2] .  Hasbi  Ash-Shiddieqy TM, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Bulan Bintang Jakarta, 1977, hal. 60.

TUNTUTAN BERDAKWAH

Tinggalkan komentar


            Kita sebagai sesama muslim adalah saudara.Islam adalah rohmatan lila’lamiin,begitu yang kita tau . Jadi dari dasar itulah kita di wajibkan saling nasihat menasehati. Seperti pengertian dari dakwah ,mengajak ,menyeru mengundang ke jalan yang lurus. Akan tetapi ,kita berdakwah bukan hanya kepada orang muslim tetapi kepada semua umat manusia. Allah telah menyeru kepada kita untuk berdakwah seperti yang tertera didalam beberapa ayat dalam Al-Quran:

104. dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.

110. kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

33. siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”

Pengertian Dakwah

3 Komentar


            Dalam Al-Quran telah banyak ayat-ayat yang menyinggung tentang pengertian dakwah . Seperti dalam surat Yusuf:33 dan surat Yunus:25

33. Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku Termasuk orang-orang yang bodoh.”

25. Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus (Islam)

Dalam bahasa arab kalimat dakwah,berasal dari kata (دع/يعد) yang artinya memanggil.Akan tetapi apabila kita melihat dari dua ayat diatas maka arti dari    (يدع) tidak hanya bisa diartikan memanggil,melainkan bisa  juga di artikan menjadi: mengundang, menggajak, menyeru,dan lain-lain.

Sedangkan definisi dari dakwah sendir bermacam – macam.Dibawah ini beberarapa tokoh cendikiyawan islam memaparkan definisi – definisi mereka tentang dakwah .

  1. Syekh Ali Makhfudh dalam kitabnya Hidayatul Muesyidin, mengatkan dawah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperolah kebahagiaan dunia dan akhirat(11:17)..
  2. Muhammad Kh dr Husein dalam bukunya ad-Dakwah ila al-Islah mengatakan dakwah adalah upaya untuk memotivasi agar orang berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagian dunia dan akhirat (tt, 17).
  3. HSM Nasarudin Latif mendefinisaikan dakwah adalah setiap usaha aktivitas dangan lisan mupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garisakidahdansyariatsertaakhlaIslamiyah(tt,11).
  4. Toha Yahya Oemar, mengatkan bahwa dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada kjalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dankebahagiaanmerekadiduniadanakhirat(1981:1).
  5. Quarai Sihab mendefinisaiknnya sebagai seruan atau ajakan kepada kainsyafan, atau usaha mengubah sesuatu yang tidak baik kepada sesuatu yang lebih baik terhadap pribadi maupunmasyarakat(1992:194)
  6. Syeikh Ali Mahfuz – murid Syeikh Muhammad Abduh memberi batasan dakwah sebagai“membangkitkan kesadaran manusia di atas kebaikan dan bimbingan, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat mungkar, supaya mereka memperoleh keberuntungan kebahagiaan di dunia dan akhirat”

Berarti Secara etimologi, kata dakwah bermakna (memanggil, menggundang, menggajak, menyeru, mendorong, memohon)

Setelah kita melihat dari beberapa definisi di atas maka kita dapat mengambil kesimpulan  bahwa dakwah:

  1. Dakwah adalah suatu aktifitas atau kegiantan yang bersifat menyeru atau mengajak kepada orang lain untuk mengamalkan ajaran Islam.
  2. Dakwah adalah suatu proses penyampain ajaran Islam yang dilakukan secara sadar dan sengaja.
  3. Dakwah adalah suatu aktivitas yang pelaksanaannya bias dilakukan dengan berbagai cara atau metode.
  4. Dakwah adalah kegiatan yang direncanakan dengan tujuan mencari kebahagiaan hidup dunia dan akhirat dengan dasar keridhaan Allah.
  5. Dakwah adalah usaha peningkatan pemahaman keagamaan yang mengubah pandangan hdup, sikap batin dan prilaku umat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam menjadi sesuai dengan tuntunan syari’at untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

muhasabah

2 Komentar

Banyak manusia melihatku dengan sebelah mata karena aku tidak bisa berlari atau begerak dengan cepat, tapi aku bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan padaku. Banyak orang menghabiskan waktunya untuk mengejar apa yang ia cari, tapi takpernah ingat dengan Dzat yang telah memberinya kekuatan. Sahabat mari kita istirahat sejenak mencoba melihat dan merenungi setiap langkah yang telah kita lalui, Mungkin Allah menjadikan aku lambat berjalan agar aku pintar dan dapat mengambil hikmah dari apa yang telah ku lalui………..